Link my Banner

all about us

Slemania titik hitam sudh berdiri sekitar 3 tahun yang lalu di kota Wates. Slemania titik hitam sendiri adalah salah satu dari puluhan atau ratusan laskar yang berada di bawah bendera Slemania.

Sampai sekarang jumlah anggota aktif Slemania Titik Hitam berkisar 50an orang yang kebanykan berdomisili di wilayah Wates dan sekitarnya.

Slemania titik hitam berbase camp di Wates,Yogyakarta.

Jarak dan waktu bukan merupakan halangan bagi kami untuk selalu mensupport PSS.

Di usia yang menginjak tahun ketiga ini kami berharap kami dapat selalu memberikan yang terbaik bgi PSS. Cemoohan dan ejekan sudah sering kami dapatkan tapi kami tak pernah gentar menghadapi itu semua. Anjing menggongong khafilah berlalu.



From Wates with Love

From Wates to PSS

Pemain Menolak Tawaran Manajemen

Kondisi tim PSS semakin sulit. Setelah 11 pilar PSS menolak tawaran kontrak baru dari manajemen.Maka para pemain itu belum dapat dipastikan masih akan membela PSS atau tidak, dalam kompetisi Liga Utama PSSI putaran II maupun di ajang Copa Indonesia.Manajemen memberi surat pernyataan yang harus diisi pada 16 pemain yang hadir dalam pertemuan Kamis (4/12) malam di Gedung Bappeda, Sleman. Ke-11 pemain tersebut telah mengembalikan formulir yang diajukan manajemen, yang ternyata isinya mereka menolak. Sedang 5 pemain lain, Agus Purwoko, Busary, Agung Prasetyo, Fahrudin dan Slamet Nurcahyo, hingga kemarin malam belum mengembalikan formulir.
Menurut Sekum PSS Joko Waluyo, para pemain tersebut menyatakan, mereka bersedia gabung dengan PSS, asal usulan mereka disetujui.
Dalam surat pernyataan itu disebutkan, untuk putaran kedua kompetisi Liga Utama PSSI, manajemen PSS hanya sanggup memberi maksimal 25 persen dari gaji putaran pertama. Manajemen PSS juga akan membayar sisa gaji bulan September, Oktober dan November 2008 pada akhir bulan Desember.
Setelah ditunggu sampai pukul 14.00 WIB di Sekretariat PSS, hanya ada 11 pemain yang mengembalikan surat pernyataan, yaitu Sahary Gultom, Rolli Yasin, Bambang, Widiyanto Ahmad, Faharudin, Edy Sibung, M. Yusuf, Nur Kholik dan 3 pemain asing Peter Lipede, Ricardo Diaz dan Alfredo.
Setelah surat dibuka ternyata semuanya menolak tawaran manajemen PSS, karena mereka menganggap nilai kontrak terlalu anjlok. Dari sudut pandang pemain, mereka bisa menerima gaji turun, namun hanya berkisar 25 sampai 40 persen, bukan 75 persen. Soal ini belum ada titik temu.
Para pemain juga menuntut gaji yang belum dibayarkan segera di selesaikan, yang besarnya sama dengan gaji sebelumnya. Pihak manajemen akan memberi gaji pada bulan Desember, namun besarnya juga diseseuaikan dengan kemampuan PSS. Manajemen PSS berharap, dari 16 pemain itu minimal yang dapat deal 8 pemain. Dengan begitu, ditambah 6 pemain lokal yang didaftarkan ke BLI, PSS sudah punya tim untuk Copa Indonesia. Sedang yang lain akan dibicarakan sesudah Copa. Tapi karena sampai kemarin belum ada yang deal, maka manajemen harus gerak cepat ambil sikap, dengan menaikan harga tawar atau melepas pemain dan mencari yang baru. PSS sendiri harus tampil di leg pertama Copa Indonesia lawan Persema di Stadion Maguwoharjo, 10 Desember.
Sedang para pemain asing juga menolak gajinya diturunkan. Ini seperti dikatakan Peter Lipede, yang mewakili 2 pemain asing lain, Ricardo diaz dan Alfredo. “Kami akan pulang ke Amerika bila tak main di Sleman. Kami juga punya keluarga, maka kalau gaji turun jauh kami tak bisa bertahan,” katanya.
Sedang para pemain lokal Sleman yang selama ini membela PSS, Agus Purwoko, Agung Prasetyo, Busari, Fahrudin juga belum mengembalikan surat pernyataan. Bahkan Agus ketika datang ke Posko hanya di luar dan lantas pergi. Slamet Nurcahyo yang belum mau mengembalikan formulir, mau lihat-lihat dulu. Ia sebetulnya memahami kesulitan PSS, karena hampir semua klub juga sama. Namun kalau turunnya sampai 75 persen, kita lihat dulu perkembangannya.

0 komentar:

Posting Komentar

BERITA TERBARU

  © Blogger template The Professional Template II by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP