Link my Banner

all about us

Slemania titik hitam sudh berdiri sekitar 3 tahun yang lalu di kota Wates. Slemania titik hitam sendiri adalah salah satu dari puluhan atau ratusan laskar yang berada di bawah bendera Slemania.

Sampai sekarang jumlah anggota aktif Slemania Titik Hitam berkisar 50an orang yang kebanykan berdomisili di wilayah Wates dan sekitarnya.

Slemania titik hitam berbase camp di Wates,Yogyakarta.

Jarak dan waktu bukan merupakan halangan bagi kami untuk selalu mensupport PSS.

Di usia yang menginjak tahun ketiga ini kami berharap kami dapat selalu memberikan yang terbaik bgi PSS. Cemoohan dan ejekan sudah sering kami dapatkan tapi kami tak pernah gentar menghadapi itu semua. Anjing menggongong khafilah berlalu.



From Wates with Love

From Wates to PSS

Eks Pemain PSS Sleman Gruduk Sekretariat

Tujuh pemain eks PSS Sleman dan pelatih Yudi Suryata yang tak dipakai lagi dalam putaran kedua, Jumat (30/1), menggruduk Posko PSS di Jombor Sinduadi, Mlati Sleman, untuk menagih kekurangan gaji. Ketujuh pemain itu adalah Agung Yudha, Widiyanto Achmad, Bambang Sulistyo, M Yusuf, Alfredo, Ricardo Diaz dan Sahari Gultom. Mereka ditemui Sekum PSS Djaka Waluya. Ketujuh pemain itu, lewat Yudi Suryaya, menyatakan maksud kedatangannya untuk menagih janji manajemen PSS, untuk segera melunasi kekurangan gaji mereka selama putaran pertama. Yaitu, gaji bulan Oktober dan November yang belum terbayar.
Para pemain itu, secara pribadi sebetulnya sudah berulang kali menemui menajemen minta kekurangan gaji tersebut, namun belum ada realisasi, kecuali jawaban mengambang, bila sudah ada uang. Ada tiga pemain yang tak ikut dalam pertemuan karena jauh, namun sudah titip pesan yang sama. Mereka itu Anton Hermawan, Zaenal Ichwan dan Faharudin.
Menurut Yudi, pemain sebetulnya sudah bersabar, namun karena saat ini mereka sangat membutuhkan uang lantaran belum mendapat klub baru, maka dana tersebut sangat diharapkan pemain. Sedang Djaka Waluya yang membawa pesan dari GM PSS Djoko Handoyo menyatakan, manajemen akan membayar sebagian gaji para pemain pada 15 Februari. Para pemain juga masih menanyakan kepastian sebagian gaji tersebut, karena belum jelas nominalnya, apakah setengahnya, seperempatnya atau berapa persennya. Hanya saja, Djaka Waluya tak bisa menjelaskan hal tersebut, kecuali mengatakan gaji akan dibayarkan secepat mungkin.
Setelah mendapat jawaban berbentuk surat, para pemain meninggalkan Posko dengan langkah gontai, karena harapan mendapat uang hari itu ternyata gagal. Bahkan untuk ganti transport saja tidak ada. “Hanya ini yang teman-teman dapat dan berharap nanti betul-betul terealisasi, tidak mundur-mundur lagi. Selain itu juga ada kepastian kekuranganya dibayarkan kapan lagi, syukur kalau pada 15 Februari itu selesai semua,” kata Yudi.
Sekum PSS, Djaka Waluya, usai pertemuan mengatakan, saat ini manajemen masih mumet karena untuk dana ke Malang saja belum ada. Padahal pelatih minta PSS berangkat Minggu (1/2) besok. Tapi kalau dana belum ada, bisa saja PSS berangkat mundur. Padahal pertandingan lawan Persema digelar Selasa (3/1), di Stadion Gajayana.
Saat ditanya apakah pendapatan dari pertandingan PSS lawan Persis Solo senilai Rp 98 Juta sudah habis untuk pelaksanaan, Djaka Waluya mengatakan, belum tahu. Pasalnya, hingga kini belum sampai pada menajamen dan kalaupun sisa tak akan banyak lantaran biaya pelaksanaan di Stadion Maguwoharjo masih besar. Untuk itu, manajemen sedang berupaya mencari dana, terutama untuk berangkat ke Malang agar bisa berangkat hari Minggu dengan membawa 18 pemain.

kedaulatan rakyat

0 komentar:

Posting Komentar

BERITA TERBARU

  © Blogger template The Professional Template II by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP